• Home  
  • Perempuan Penjaga Hutan Terakhir
- Lingkungan & Hak Adat - Refleksi

Perempuan Penjaga Hutan Terakhir

Oleh: Warya Dia yang katanya lemah,Namun saat buldoser datang menerkam,Dialah yang pertama menentangSeperti akar yang tak ingin dicabut. Dia yang katanya lemah,Namun saat senapan pemburu menyalak di ujung senja,Dialah yang suara penolakannyaBahkan lebih nyaring dari kasuari. Dia yang katanya lemah,Namun paling memahami bahwa hutanBukanlah sekadar tempat perut mencari makanan,Tapi tubuh Ibu yang perlu dirawat. Dia […]

Oleh: Warya

Dia yang katanya lemah,
Namun saat buldoser datang menerkam,
Dialah yang pertama menentang
Seperti akar yang tak ingin dicabut.


Dia yang katanya lemah,
Namun saat senapan pemburu menyalak di ujung senja,
Dialah yang suara penolakannya
Bahkan lebih nyaring dari kasuari.


Dia yang katanya lemah,
Namun paling memahami bahwa hutan
Bukanlah sekadar tempat perut mencari makanan,
Tapi tubuh Ibu yang perlu dirawat.


Dia yang katanya lemah,
Namun tak disadari,
Dialah yang paling berani menolak ketidakadilan,
Menolak dijual,
Bahkan menolak mati pelan-pelan.


Dia adalah perempuan pemberani Penjaga hutan terakhir
Yang menghidupkan kita dan anak cucu kita
Di dunia yang tidak sepenuhnya mati.

Tentang Aneta

Aneta lahir sebagai respons atas kekosongan itu. Kami adalah media alternatif yang hadir untuk mendokumentasikan, menyuarakan, dan memperjuangkan pengalaman serta pengetahuan perempuan Papua dan kelompok marjinal. 

Kontak: +62 …

Visi

“Aneta menjadi ruang berpikir, berlawan, dan bertutur bagi perempuan dan kelompok marjinal untuk masa depan yang adil, setara, dan tanpa diskriminasi.”

Aneta @2025