Mengapa Aneta Hadir?

Info Kontak

  • Home  
  • Perempuan Penjaga Tanah dan Hutan Papua
- Lingkungan & Hak Adat

Perempuan Penjaga Tanah dan Hutan Papua

Tanah adalah tubuh, dan hutan adalah napas—bagi perempuan Papua, hubungan dengan alam bukan hanya budaya, tetapi bentuk keberlangsungan hidup. Kategori Lingkungan & Hak Adat di Aneta menyuarakan perlawanan terhadap perampasan tanah, ekspansi tambang, dan penghancuran hutan adat yang selama ini menjadi sumber hidup masyarakat adat Papua. Di tengah krisis iklim dan proyek-proyek ekstraktif yang menghancurkan […]

Tanah adalah tubuh, dan hutan adalah napas—bagi perempuan Papua, hubungan dengan alam bukan hanya budaya, tetapi bentuk keberlangsungan hidup.

Kategori Lingkungan & Hak Adat di Aneta menyuarakan perlawanan terhadap perampasan tanah, ekspansi tambang, dan penghancuran hutan adat yang selama ini menjadi sumber hidup masyarakat adat Papua. Di tengah krisis iklim dan proyek-proyek ekstraktif yang menghancurkan ruang hidup, perempuan adat mengambil peran kunci sebagai penjaga tanah.

Artikel ini menampilkan kisah-kisah perempuan yang melawan investasi sawit, tambang emas, dan penggusuran paksa. Mereka tidak hanya menjaga alam secara spiritual dan praktis, tetapi juga menjadi pembicara utama dalam forum-forum adat, kampanye digital, dan advokasi hukum.

Relevansi

Dalam konteks Papua, ekofeminisme bukan teori, melainkan kenyataan hidup. Serangan terhadap tanah adat adalah juga serangan terhadap perempuan yang menggantungkan hidup pada tanah itu. Kategori ini menunjukkan bahwa perjuangan lingkungan dan hak adat tidak bisa dilepaskan dari suara perempuan sebagai subjek utama perlawanan.

Tentang Aneta

Aneta lahir sebagai respons atas kekosongan itu. Kami adalah media alternatif yang hadir untuk mendokumentasikan, menyuarakan, dan memperjuangkan pengalaman serta pengetahuan perempuan Papua dan kelompok marjinal. 

Kontak: +62 …

Visi

“Aneta menjadi ruang berpikir, berlawan, dan bertutur bagi perempuan dan kelompok marjinal untuk masa depan yang adil, setara, dan tanpa diskriminasi.”

Aneta @2025