Di Papua, tubuh perempuan bukan hanya saksi penderitaan, tetapi juga medan tempur di mana kekuasaan negara mempertontonkan kekerasannya.
Kategori HAM di Aneta menyoroti berbagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh perempuan Papua—baik dalam bentuk kekerasan fisik, seksual, intimidasi, penahanan sewenang-wenang, hingga penghilangan paksa. Ruang ini membongkar peran negara dan aparat keamanan sebagai pelaku kekerasan yang sistematis dan terstruktur terhadap perempuan.
Kisah-kisah dalam ruang ini berasal dari para penyintas yang berani bersuara, organisasi pendamping hukum, dan laporan investigasi independen. Beberapa di antaranya mencakup kasus pelecehan seksual dalam operasi militer, kriminalisasi aktivis perempuan, dan ketidakadilan dalam proses hukum yang berpihak pada pelaku kekerasan.
Relevansi
Menghadirkan perspektif perempuan dalam diskusi HAM di Papua sangat penting untuk membongkar narasi negara yang selama ini menutupi kekerasan. Dengan mengakui perempuan sebagai korban langsung dari pelanggaran HAM, kita memperluas pemahaman bahwa hak asasi bukan hanya soal kebebasan politik, tetapi juga tentang keutuhan tubuh, martabat, dan suara yang layak didengar.