• Home  
  • Membangun Pengetahuan Kolektif untuk Pembebasan
- Pendidikan & Kapasitas

Membangun Pengetahuan Kolektif untuk Pembebasan

Pengetahuan adalah alat pembebasan—dan dalam konteks Papua, akses terhadap pengetahuan adalah bentuk perlawanan. Kategori Pendidikan & Kapasitas di Aneta difokuskan untuk mendokumentasikan dan memperkuat upaya perempuan Papua dalam membangun ruang-ruang belajar alternatif. Artikel ini menyoroti berbagai inisiatif kolektif: dari lokakarya feminis akar rumput, diskusi kampung tentang hak atas tanah, hingga pelatihan literasi digital bagi perempuan […]

Pengetahuan adalah alat pembebasan—dan dalam konteks Papua, akses terhadap pengetahuan adalah bentuk perlawanan.

Kategori Pendidikan & Kapasitas di Aneta difokuskan untuk mendokumentasikan dan memperkuat upaya perempuan Papua dalam membangun ruang-ruang belajar alternatif. Artikel ini menyoroti berbagai inisiatif kolektif: dari lokakarya feminis akar rumput, diskusi kampung tentang hak atas tanah, hingga pelatihan literasi digital bagi perempuan muda.

Ketika sistem pendidikan formal gagal memberikan ruang yang adil bagi perempuan, komunitas mengambil peran penting dalam menciptakan ruang belajar yang kontekstual, aman, dan membebaskan. Di sini, pendidikan tidak hanya soal membaca dan menulis—tetapi tentang memahami hak, sejarah, tubuh, dan strategi bertahan hidup.

Relevansi

Pendidikan yang adil dan berpihak adalah senjata paling ampuh untuk melawan kolonialisme pengetahuan. Dengan memperkuat kapasitas perempuan melalui jalur pendidikan non-formal, kita tidak hanya membangun individu yang sadar hak, tetapi juga komunitas yang siap menyusun perubahan.

Tentang Aneta

Aneta lahir sebagai respons atas kekosongan itu. Kami adalah media alternatif yang hadir untuk mendokumentasikan, menyuarakan, dan memperjuangkan pengalaman serta pengetahuan perempuan Papua dan kelompok marjinal. 

Kontak: +62 …

Visi

“Aneta menjadi ruang berpikir, berlawan, dan bertutur bagi perempuan dan kelompok marjinal untuk masa depan yang adil, setara, dan tanpa diskriminasi.”

Aneta @2025