• Home  
  • Kehidupan di Kamp Pengungsian di Papua
- Laporan Lapangan

Kehidupan di Kamp Pengungsian di Papua

Di balik statistik pengungsi dan operasi militer, ada wajah-wajah perempuan yang bertahan hidup dalam keterasingan dan keterbatasan. Kategori Laporan Lapangan di Aneta menyajikan dokumentasi langsung dari wilayah-wilayah konflik dan lokasi pengungsian. Artikel ini merekam kondisi perempuan dan anak-anak di kamp pengungsian di Nduga dan lokasi lainnya di seluruh wilayah Papua, yang menjadi korban pengungsian massal […]

Di balik statistik pengungsi dan operasi militer, ada wajah-wajah perempuan yang bertahan hidup dalam keterasingan dan keterbatasan.

Kategori Laporan Lapangan di Aneta menyajikan dokumentasi langsung dari wilayah-wilayah konflik dan lokasi pengungsian. Artikel ini merekam kondisi perempuan dan anak-anak di kamp pengungsian di Nduga dan lokasi lainnya di seluruh wilayah Papua, yang menjadi korban pengungsian massal akibat operasi militer berkepanjangan. Di kamp-kamp sederhana yang minim fasilitas, perempuan menjadi penopang kehidupan komunitas—memasak, mengobati, menjaga anak-anak, dan mengatur ruang aman.

Selain itu, laporan ini mencatat berbagai bentuk pelanggaran yang dialami perempuan: dari pelecehan aparat hingga trauma berkepanjangan akibat kehilangan rumah dan anggota keluarga. Dokumentasi ini disusun melalui wawancara langsung, observasi lapangan, serta catatan warga dan relawan.

Relevansi

Mendokumentasikan pengalaman perempuan di wilayah konflik adalah langkah penting untuk melawan penghapusan sejarah. Laporan lapangan ini bukan hanya arsip peristiwa, tapi juga alat advokasi dan bukti nyata pelanggaran HAM. Di tangan perempuan, dokumentasi menjadi bentuk perlawanan terhadap invisibilitas dan pengabaian negara.

Tentang Aneta

Aneta lahir sebagai respons atas kekosongan itu. Kami adalah media alternatif yang hadir untuk mendokumentasikan, menyuarakan, dan memperjuangkan pengalaman serta pengetahuan perempuan Papua dan kelompok marjinal. 

Kontak: +62 …

Visi

“Aneta menjadi ruang berpikir, berlawan, dan bertutur bagi perempuan dan kelompok marjinal untuk masa depan yang adil, setara, dan tanpa diskriminasi.”

Aneta @2025